'Ku lihat hatimu mengutuki ragamu ..
Takdir yang kau emban terasa membunuhmu ..
Jalan yang kau tapaki begitu semu ..
Seolah tiada arti bagi nafasmu ..
Pernahkah kau coba menerka jauh menuju lampau ..
Kala kau pilih tikungan tajam hanya demi sebuah bakpau ..
Kala bakpau itu membuatmu buta akan segala sudut surau ..
Hingga suaramu kini menjadi parau bagaikan kemarau ..
Tiada yang salah pada hidupmu saat ini ..
Tiada yang salah dengan pilihanmu tempo hari ..
Tiada yang boleh disesalkan dalam hati ..
Yang salah adalah caramu menerima takdir ini ..
Tiada api tanpa asap, tiada nasi tanpa beras ..
Sampai kapan kau akan meratapi kehidupanmu yang keras?
Haruskah 'ku tampar kau bolak-balik agar kau waras?
Atau haruskah 'ku sabar menghadapimu dengan nasihat yang gemas?
Kau berkata teman-temanmu hanya ada di dunia maya ..
Dusta belaka!
Bahkan pena dan kertas yang kerap kau genggam tak sudi mendengarnya ..
Karena mereka adalah kawanmu di dunia nyata ..
Apakah kau meratap dan memohon kepada-Nya untuk dilahirkan kembali?
Dan jika ratapan juga permohonanmu terkabul, akankah kau ubah dirimu setiap senti?
Daripada meratapa pungguk merindukan sang bulan di malam hari ..
Lebih baik melangkah dan hadapi duniamu ini, kau takkan pernah sendiri ..
Sajakku, tertuang dalam bait-bait untaian hati ..
Untukmu, kawan sejawat yang bersedih hati ..
Tiada kepedihan lain selain ditinggal mati ..
Namun, apakah itu menjadi alasanmu untuk ingin mati?
Atau menjadikan hal itu sebagai alasanmu mengutuki hidup ini?
Atau menjadikan hal itu sebagai alasanmu menggila sampai saat ini?
Bodoh kali kau ini!
Jika Tuhan menginginkamu mati, maka kau sudah mati tempo hari!
Untukmu sahabat pena ..
Bukan waktu yang lama kita saling bersua dalam maya ..
Namun aku telah tega memakimu gila ..
Maafkan aku yang hanya mampu berusaha mewaraskanmu lewat sajak hina ..
-kepada shittyman-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar