Senin, 18 Agustus 2014

Coba Katakan

Coba katakan kepadaku bahwa kita sedang berjalan menuju satu alasan
Janganlah kau katakan bila kita memang tak ada tujuan dari apa yang dijalankan

Aku tak ingin terus terdiam memandangi harapan
Terlena akan manis cinta dan berujung kecewa
Aku tak ingin terus menunggu sesuatu yang tak pasti
Lebih baik kita menangis dan terluka hari ini..

Coba katakan kepadaku sekali lagi bila kita memang benar akan kesana,
Buktikan dan buat aku percaya bahwa kita bisa mewujudkan bahagia..

Habis sudah semua rangkai kata..
Telah terungkap semua yang kurasa..
Yang kuingin akhir yang bahagia..

Aku tak ingin terus terdiam memandangi harapan
Terlena akan manis cinta dan berujung kecewa
Aku tak ingin terus menunggu sesuatu yang tak pasti
Lebih baik kita menangis dan terluka..

Yang ku inginkan..
Satu tujuan..
Sebuah kenyataan..
Bukan impian..
Bukan harapan..
Bukan alasan..
Satu kepastian..

Coba katakan.. Coba ungkapkan...

Rabu, 13 Agustus 2014

Unknown

Kepastian adalah hal yang sering diremehkan banyak orang, banyak yang melontarkan kata "ya udah entar aja" "liat aja nanti" "aah bentar deh". Bagiku, terkutuklah kata-kata itu!. Kita memulai semua dengan indah, candaan khasmu yang selalu berhasil menciptakan tawa dalam hariku, perhatian lembutmu yang selalu mampu menahan langkahku, hangatnya genggaman tanganmu yang selalu dapat membuatku enggan untuk melanjutkan waktu. Dan kesederhanaanmu yang membuatku nyaman berada di sampingmu. Kamu mengindahkan hariku, tapi apa kamu tau akan hal itu?

Kamu adalah orang yang mampu membuatku enggan melihat kearah lain selain kearahmu. Kamu yang menyatukan puing-puing hati yang sempat hancur walau tak sesempurna seperti awalnya. Lajuan kencang detak jantungku dipersembahkan untuk senyuman indah kepunyaan kamu.

Katakanlah semua yang kau rasakan, katakan semua yang kau fikirkan, dan katakan semua yang kau inginkan. Sungguh usia sudah menuntut kita untuk Dewasa, dan seharusnya kau faham betul tentang itu. Kita bukan anak Sekolah Dasar lagi yang fasih bermain kucing-kucingan, tapi kenapa seolah kita sedang memainkan permainan menjijikkan itu sekarang?!.

Aku muak? tidak. Aku lelah? mungkin iya. Seolah kau menaruh hatiku di tempat tinggi yang sulit kugapai dan dengan leluasa kau dapat menjatuhkannya hingga pecah kapan pun. Belum kau jatuhkan saja aku sudah sangat familiar dengan rasa sakit ini. Kembali ke awal, aku hanya butuh kepastian yang selama ini tidak berani kau putuskan. kita memulai ini baik, ah bahkan sangat baik. Lalu kenapa tidak jika memang harus di akhiri kita tutup dengan cara yang baik pula.

Tolong jangan membuat ku meragukan kedeewasaan mu. Tolong jangan membuat ku menyesal karena telah memilih mu. Karna kalaupun semua harus berakhir, setidaknya dengan bangga dapat ku ukir namamu sebagai seseorang yang Dewasa dan terbuka yang pernah mengisi hari-hariku. It's too much better.. I'm not a Toy, so please don't play me!

Sabtu, 22 Februari 2014

Pengagum Rahasia


Ini malam pertama otakku kembali merangkai majas-majas, menggambarkan sosokmu yang membayangi beberapa hari belakangan ini. Tepatnya setelah malam itu aku bermimpikan kamu, entah karena apa namun begitu saja wajahmu menampakkan diri dan membuat alur cerita sendiri  di tengah tidur malamku.
            Kamu bukan termasuk golongan pria tampan berdasi atau pria kaya bermobil. Kamu sederhana dengan caramu, dengan tatapan mata sayu namun menancap tegas pada setiap mata lawanmu. Senyum yang menggoreskan beberapa kerutan pada wajahmu tak mulunturkan pesonamu. Sadar atau tidak tapi akulah orang yang selalu memperhatikanmu, menatap setiap gerakmu saat kau duduk, berdiri bahkan saat sebatang rokok terselip di bibirmu, semua tercetak jelas olehku yang memperhatikanmu dari balik kaca ruangan kecilku. Apa aku mulai masuk pada tahap mengagumimu? Atau sudah pada tahap memujamu? Belum genap 1 bulan aku bergabung, dan belum genap 1 bulan juga aku mengenalmu. Tapi kamu sudah mampu menarik 80% perhatianku, merampas waktu yang harusnya kulalui dengannya hanya untuk memikirkanmu.
            Aku sangat menyadari, menggapaimu adalah suatu hal yang sangat sangat mustahil. Menyadari bahwa aku masih menjalin sebuah hubungan dengan seseorang. Seseorang yang 4 tahun telah mengisi hari-hariku. Lalu mengapa setelah 4 tahun aku baru tergoda oleh sosokmu? Mengapa setelah 4 tahun baru datang sosok baru yang mampu melunturkan rasa setiaku? Dan itu “KAMU” .
            “KAMU” yang berasal  suku yang sama dengannya.
            “KAMU” yang ternyata memiliki ikatan keluarga dengan dia !
            “KAMU” yang lahir di bulan yang sama dengan dia!
Ini suprisekah dari Tuhan ? mempertemukanku pada 2 lelaki dari suku yang sama, dan lahir pada bulan yang sama.
            Dan pada akhirnya aku mulai menyerah pada perasaanku, membiarkan semua rasa mengalir apa adanya. Yang aku ingin hanya supaya kamu tau, bahwa disini ada orang yang mengagumimu. Disini ada sosok yang tak pernah melepas tatapannya dari bayanganmu, walau menatapmu hanya dari jarak yang cukup jauh. Disini akulah sebagai pengagum rahasiamu.